- Pembelajaran aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis (Rosyada dalam Nurhayati, 2008).
- Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu metode belajar yang mana siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan terakhir siswa melakukan atau mencobakan langsung apa yang telah dipelajari untuk memperoleh hasil belajar.
- Pembelajaran Aktif Bahasa Indonesia (PABI) adalah Pembelajaran yang dilakukan secara aktif khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
- Setiap murid adalah guru.
- Menulis pengalaman secara langsung.
- Membaca dengan keras.
- Mencari informasi.
- Beradu pandang.
- Debat aktif.
- Bermain peran.
- Dan lain-lain.
- CBSA/SAL (Cara Belajar Siswa Aktif/ Student Active Learning)
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional
dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam
ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut
keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang
berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui
proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep
CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat
membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas
pembelajar masih rendah dan belum terprogram. Akan tetapi dengan CBSA para
pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada
mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara
bersama-sama.
Hakekat
dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu:
yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan
b. Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu:
yang memungkinkan terbentuknya keterampilan
c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai,
yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap
Walaupun
demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan
intelektual-emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki
potensi, tendensi atau kemungkinan kemungkinan yang menyebabkan siswa itu
selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan mempunyai kemampuan
profesional sehingga ia dapat menganalisis situasi instruksional kemudian mampu
merencanakan sistem pengajaran yang efektif dan efisien.
Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada
kegiatan-kegiatan yang nampak, menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam
proses belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip
CBSA yang nampak pada 4 dimensi:
1.
Dimensi
subjek didik
2.
Dimensi
Guru
3.
Dimensi
Program
4.
Dimensi
situasi belajar-mengajar
2. PAKEM
PAKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses
aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif
yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1. Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
5. Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
3. SCL
STUDENT
Centered Learning (SCL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang kini
sangat populer di kalangan praktisi pendidikan di dunia. SCL dipercaya sangat
efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran guna meraih hasil belajar
mahasiswa secara optimal. Ini sesuai dengan filosofi belajar, bahwa belajar
merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan baru dimana semakin banyak
pengetahuan didapat mahasiswa, semakin besar peluang mereka untuk terus
meningkatkan kualitas sikap dan prilakunya. Pandangan ini sejalan dengan
pendekatan belajar yang dikembangkan aliran psikologi kognitif yang meyakini
bahwa para mahasiswa yang memiliki informasi pengetahuan sangat banyak dapat
melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar baru, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan peer group-nya. Dengan begitu,
mereka bisa memperoleh banyak informasi pengetahuan baru dan terus menambah
kesimpulan-kesimpulan baru.
4. ALFHE